Saatnya Bercerita Saatnya Mendengarkan
Ada yang tak biasa hari ini. Setelah terjebak macet semalam, aku masih bisa bangun pagi dan kembali beraktivitas. Namun, kegiatanku berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Alasannya, selain karena ada jadwal yang berbeda, aku sedang berada di luar kota.
Tanggal 11 Oktober 2014, atau tepatnya pada hari Sabtu pagi, pemberangkatan dilaksanakan. Kota yang menjadi tujuanku adalah Yogyakarta. Kali ini, yang aku lakukan bukanlah persinggahan untuk berwisata, melainkan kunjungan untuk menghadiri sebuah acara yang penting.
Dalam kunjungan kali ini, aku dan keluarga bermalam di Wisma Joglo. Tempat yang nyaman untuk menginap. Kami hanya membayar untuk satu malam, karena waktu kami hanya dua hari di kota besar ini. Yogyakarta... kota yang luas tak terkira, kata guru bahasa Jermanku, Jerman itu sebesar Yogyakarta lho! Berarti, Yogyakarta luas sekali dong. Namun juga rawan macet. Pada malam Minggu ketika kami keluar penginapan untuk membeli santapan malam, jalanan sangat macet ketika mobil hendak meluncur ke Malioboro.
Pada hari kedua, tepatnya tanggal 12 Oktober 2014, adalah hari yang telah ditunggu-tunggu. Bahkan, telah dipersiapkan berhari-hari sebelumnya. Hari ini, aku akan menghadiri sebuah acara penting yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta. Sebenarnya, acara apakah itu?
Suara Anak.
Yap! Suara Anak. Yang dilaksanakan kali ini adalah Suara Anak seri keempat. Sebelumnya, Suara Anak telah dilaksanakan tiga kali di Jakarta dan Surabaya.
Tetapi, Suara Anak itu apa sih?
Mungkin, tidak semua tahu apa itu Suara Anak dan apa tujuannya. Jadi, Suara Anak adalah sebuah acara di mana anak-anak akan berkesempatan untuk bercerita dan mendengarkan. Bercerita dan mendengarkan? Iya. Jadi, beberapa anak terpilih akan berpresentasi mengenai seluk beluk kegemaran mereka. Tujuannya untuk memberi inspirasi dan motivasi kepada para pendengar, untuk juga menekuni kegemarannya.
Oh iya! Ketika orang menekuni kegemarannya, yang seharusnya kita lihat bukanlah hasilnya. Melainkan prosesnya. Proses seseorang dalam melakukan sesuatu sangatlah penting dan harus dihargai. Apalagi, tidak ada seseorang yang santai-santai dan bisa mendapatkan hasil maksimal. Seseorang pasti bekerja keras ketika ingin mencapai sesuatu yang diinginkan.
Aku melihat banyak orangtua yang tidak menghargai proses, hanya melihat hasil.
Dalam Suara Anak, kisah tentang proses presentan melakukan sesuatu sangatlah dihargai.
Namun, siapakah pendengarnya? Boleh siapa saja! Ada anak-anak serta orangtua mereka. Jadi, pada acara ini, presentan berbagi cerita kepada para pendengar, mereka belajar dari presentan.
Oh iya! Ketika orang menekuni kegemarannya, yang seharusnya kita lihat bukanlah hasilnya. Melainkan prosesnya. Proses seseorang dalam melakukan sesuatu sangatlah penting dan harus dihargai. Apalagi, tidak ada seseorang yang santai-santai dan bisa mendapatkan hasil maksimal. Seseorang pasti bekerja keras ketika ingin mencapai sesuatu yang diinginkan.
Aku melihat banyak orangtua yang tidak menghargai proses, hanya melihat hasil.
Dalam Suara Anak, kisah tentang proses presentan melakukan sesuatu sangatlah dihargai.
Namun, siapakah pendengarnya? Boleh siapa saja! Ada anak-anak serta orangtua mereka. Jadi, pada acara ini, presentan berbagi cerita kepada para pendengar, mereka belajar dari presentan.
Anak-anak yang terpilih menjadi presentan berusia 7-12 tahun. Selain itu, mereka yang terpilih adalah yang kisahnya benar-benar inspiratif.
Suara Anak digelar setiap beberapa waktu sekali, tidak menentu. Tetapi, jangan khawatir bagi yang belum sempat menjadi presentan. Masih ada banyak kesempatan selagi usia masih mencukupi.
Oh iya, Suara Anak diadakan oleh TemanTakita dan relawan yang memberi kesempatan pada anak-anak untuk bercerita. Karena setiap anak itu perlu didengarkan dan dihargai. TemanTakita sendiri dipelopori oleh om Bukik Setiawan.
Suara Anak seri keempat digelar di Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 12 Oktober 2014, pada pukul 13.30. Sebelumnya acara dimulai, presentan datang terlebih dahulu untuk berlatih presentasi. Salah satunya aku, aku sudah menjadi presentan Suara Anak dua kali, yaitu pada seri ketiga dan keempat.
Ada banyak kursi dan karpet merah untuk tempat duduk para penonton. Penonton Suara Anak seri keempat berjumlah lebih dari seratus orang. Rupanya, tiketnya ludes, terjual habis.
Acara dimulai. Pada acara ini, seluruh penonton diharapkan untuk mematuhi peraturan yang sudah ditunjukkan melalui slide powerpoint. MC membawakan acara dengan sangat baik. Ada dua MC, ada om Fanbul dan ditemani oleh tante Ella. Tante Ella membawa boneka perempuan yang juga memeriahkan acara, namanya Tuki. Nama lengkapnya Tukini, nama Jawa, acaranya kan digelar di Yogyakarta! Hehehe...
Setelah itu, om Bukik Setiawan menjelaskan kepada para penonton, tentang apa itu Suara Anak, dan apa tujuannya.
Kemudian, para presentan dipersilahkan untuk membeberkan kisah mereka dalam menekuni kegemaran mereka. Ada enam presentan yang berpresentasi. Yang pertama berpresentasi adalah Naufal, ia memiliki kegemaran dalam robotik. Kemudian, ada Mahliga yang bercerita mengenai kesukaannya menggambar dengan cerita, ia juga mengutarakan keinginannya membuat cerita bergambar yang bisa dibaca anak-anak di seluruh dunia. Lalu, ada Rayya yang menunjukkan gambar-gambarnya dan menjelaskannya satu persatu secara detail. Setelah itu, seorang penyair cilik, Nino, menceritakan tentang kegemarannya membuat puisi. Ada juga Lala yang menekuni bidang olahraga renang indah. Dan yang terakhir, adalah aku! Aku mengupas seluk beluk kegemaranku dalam menyanyi dan menulis lagu. Meskipun begitu, aku juga menjelaskan bahwa cita-citaku bukanlah menjadi penyanyi maupun penulis lagu, melainkan menjadi penulis di National Geographic dan menjadi traveler. Kuceritakan bahwa menurutku, kemampuan bernyanyi itu sangat berguna. Semisal, ketika aku sedang traveling ke tempat terpencil, aku bisa mengajarkan banyak hal pada orang-orang setempat. Seperti menyanyi...
Aku menutup cerita dengan menyanyikan sebuah lagu.
Pada akhir acara, piagam dan bingkisan diserahkan kepada para presentan. Di sini, semua menjadi pemenang. Karena setiap anak adalah pemenang yang hebat dan harus dihargai. Pembagian penghargaan dilanjutkan dengan foto bersama.
Suara Anak seri keempat berlangsung lancar, dan sukses berat!
Acara selesai. Ada yang langsung pulang, ada juga yang masih mengobrol dengan orang lain yang hadir.
Terima kasih untuk relawan yang telah mengadakan Suara Anak dan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menyuarakan kegemaran. Terima kasih juga untuk para pendengar yang mau mendengar para presentan bercerita. Dan yang terpenting, terima kasih untuk Mama Papa yang selalu mendukung aku dalam menekuni kegemaranku.
Nah, kawan-kawan pembaca, ikutan Suara Anak selanjutnya yuuk!!
Comments
Post a Comment