[Pengalaman] Minggu Tenang, Mengapa Harus Diberi Beban?

Waktu tinggal beberapa hari. murid kelas 6 SD baru akan menempuh US alias Ujian Sekolah yang selama ini menjadi 'monster' bagi murid-murid. Asalkan latihan dan ketekunan serta kerja keras, tentu US mudah diatasi.

Akan tetapi, apa yang terjadi bila seminggu sebelum ujian diadakan try out pengulangan?

Selama berbulan-bulan, try out dilaksanakan untuk percobaan ujian sekolah dan latihan. Kami sudah 'terlalu' terlatih mengerjakan soal di atas selembar lembar kerja komputer, dan kami juga sudah terlatih untuk belajar dan menghadapi bertumpuk-tumpuk soal.
Rasanya, US seperti menjadi target untuk kita.
Namun, tentu lain bila permasalahannya seperti ini...
Dua minggu sebelum US, telah diadakan try out. Dan yang membuat kami heran (sekaligus senang), adalah soal Matematika yang sama persis dengan try out sebelumnya. Tentu soal lebih mudah dikerjakan apalagi beberapa soal kami sudah diberi penjelasan mengenai soal itu.
Ada hal yang mengejutkan pada hari Selasa, seminggu sebelum US. Try out Matematika diulang, hanya karena soal yang diberikan salah. Menimbulkan beban dan berpengaruh bagi mental anak. Minggu yang seharusnya adalah minggu tenang, menjadi terbebani sebuah soal try out. Padahal, try out hanyalah percobaan dan bila soal yang telah dicetak lalu dikerjakan salah, tidak harus dilakukan pengulangan.
Hal ini menjadi kesalahan dinas. Perusda yang mencetak soal bisa saja salah mencetak, namun dinas harus mengecek terlebih dahulu. 
Kesalahan ini adalah salah satu cara mem-bully anak dengan cara membebani minggu tenang. Adakah pembaca yang setuju dengan pendapat ini?

Posting ini hanyalah pendapat yang Alifia kemukakan kepada para pembaca karena sebuah pengalaman... semoga dapat memahami :)
Terima kasih.

Alifia Afflatus Zahra

Comments

Popular Posts